Minggu, 27 Oktober 2013

Tugas Minggu ke-5 BAHASA INDONESIA: EYD

Ejaan Yang Disempurnakan

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Pada tanggal 12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan” dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah”. 

Perbedaan-perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah:
‘tj’ menjadi ‘c’ : tjutji → cuci
‘dj’ menjadi ‘j’ : djarak → jarak
‘j’ menjadi ‘y’ : sajang → sayang
‘nj’ menjadi ‘ny’ : njamuk → nyamuk
‘sj’ menjadi ‘sy’ : sjarat → syarat
‘ch’ menjadi ‘kh’ : achir → akhir

Tujuan EYD yaitu untuk menyeragamkan penulisan Bahasa Indonesia yang tepat. Meliputi pemakaian huruf , penulisan huruf, penulisan kata, unsur serapan dan tanda baca.

Ciri-ciri EYD :
- Kata ulang ditulis satu cara, yaitu dengan tanda hubung, misalnya: laki-laki, kecuali      menulis cepat/ringkasan pribadi.
- Kata majemuk ditulis tanpa tanda hubung, misalnya: duta besar, tata usaha, dll
- Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata ( senyawa ) ditulis serangkai, misalnya: matahari.
- Kata ganti ku, mu, kau, dan nya ditulis serangkai dengan kata yamg diikutinya, misalnya: bukumu, bajumu, dll.
- Partikel pun terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali yang sudah menjadi kelompok kata, misalnya: siapa pun, dan sungguhpun.

- Kata si dan sa dipisahkan dari kata yang mengikutinya, misalnya: si pengirim, sang pahlawan, dll.

Minggu, 13 Oktober 2013

Tugas 3 Bahasa Indonesia: Tanda Baca

Tanda Baca

Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.

Beberapa jenis tanda baca yang penting antara lain adalah:

- Titik (.) berfungsi untuk menandai akhir kalimat berita, atau untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka

- Koma (,) berfungsi untuk memisahkan anak kalimat atau hal-hal yang disebutkan dalam kalimat, juga untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka.

- Tanda ((..)) kurung berfungsi untuk menjelaskan suatu istilah yang belum banyak diketahui oleh banyak manusia yang baik juga ada yang jahat di dunia ini.

- Tanda (`) kutip satu berfungsi untuk mengasosiasikan suatu istilah.

- Tanda ("...") petik berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau percakapan dalam naskah drama.

- Tanda (!) seru berfungsi untuk menegaskan, memberi peringatan bahwa kalimat yang bertanda seru tersebut perlu untuk diperhatikan.

- Tanda (?) tanya berfungsi untuk melengkapi kalimat tanya.

- Tanda (...-...) hubung berfungsi untuk menghubungkan penggalan kata, kata ulang, rentang suatu nilai.


- Titik dua (:) berfungsi untuk mengawali penguraian suatu kalimat.

Minggu, 06 Oktober 2013

TUGAS 2 BAHASA INDONESIA: Ragam Bahasa

Ragam Bahasa

Ragam bahasa adalah variasi bahasa atau tuntutan pemakaian yang berbeda-beda menurut tempat, topik, penutur, sarana/ medium pembicaraan, dan sebagainya. Adanya ragam bahasa Indonesia disebabkan oleh perkembangan masyarakat (konteks sosial).

 Faktor yang menyebabkan timbulnya keragaman bahasa, diantaranya :
- Faktor Budaya atau letak Geografis
- Faktor Ilmu pengetahuan
- Faktor Sejarah

Cara-cara Pengungkapan Ragam Bahasa:
Cara pengungkapan adalah suatu media atau cara yang digunakan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan komunikasi, misalnya dengan cara:

- Ragam bahasa Lisan
bahan yang dihasilkan alat ucap dengan fonemena sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide. Contoh ragam bahasa lisan: berceramah, berpidato, mempresentasikan sesuatu, dll.

- Ragam bahasa tulis
adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide. contoh ragam bahasa tulis: menulis surat, menulis laporan suatu penelitian, menulis makalah, dll.