BAB Pendahuluan
PERKEMBANGAN SISTEM
PENUNJANG KEPUTUSAN PT ICON+ DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI DSS TOOL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Didirikan pada
tanggal 3 Oktober 2000, PT Indonesia Comnet Plus (ICON+) berfokus pada
penyediaan jaringan, jasa, dan content telekomunikasi, khusus untuk mendukung
teknologi dan system informasi PT PLN (Persero) dan publik. Untuk itu Perseroan
mengadakan berbagai layanan unggulan seperti Clear Channel, Multi Protocol
Label Switching (MPLS), akses internet broadband, Voice over Internet Protocol
(VoIP), dan aplikasi perbankan Sebagai anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya
oleh PLN, pada awalnya ICON+ berfokus untuk melayani kebutuhan PLN akan
jaringan telekomunikasi. Seiring dengan kebutuhan industry akan jaringan
telekomunikasi dengan tingkat availability dan reliability yang konsisten,
Perseroan melihat peluang baru untuk mengembangkan usahanya yaitu dengan
mengkomersialkan kelebihan kapasitas jaringan telekomunikasi ketenagalistrikan
serat optic milik PLN di Jawa dan Bali.
Berdasarkan pemikiran
tersebut, ICON+ mulai menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan, terutama
yang kegiatan operasionalnya membutuhkan jaringan telekomunikasi yang ekstensif
dan handal.
Hingga saat ini
Perseroan melayani lebih dari 296 perusahaan di Indonesia, di industri-industri
utama yaitu telekomunikasi, perbankan, keuangan, dan manufaktur.
Dalam upaya
menyediakan layanan yang handal selalu tersedia, dan dengan down time minimal,
sehingga memenuhi service level agreement, ICON+ didukung oleh sumber daya
manusia yang kompeten dan berpengalaman serta jaringan serat optic sepanjang
hampir 27.300 km yang mencakup Jawa, Bali dan Sumatra.
Sesuai dengan visi
ICON+ yaitu menjadi penyedia jaringan terkemuka di Indonesia, pada tahun 2008
Perseroan melakukan ekspansi konektifitas jaringan telekomunikasi ke Pulau
Sumatra dan wilayah-wilayah terpencil di Indonesia, serta memaksimalkan pendayagunaan
hak jaringan ketenagalistrikan milik PLN yang mencakup seluruh wilayah
Nusantara, yaitu "Right of Ways" (RoW)
1.2 Tujuan
Penulisan
Makalah ini membahas
tentang ICON+ E-service pada PT.ICON+ dengan menggunakan DSS(Decision Support
System), adapun tujuan dari Makalah ini yaitu:
1. Mendefinisikan DSS (Decision Support System)
2. Mendefinisikan
Jenis DSS
3. Mendefinisikan
Tujuan DSS
4. Mendefinisikan
Manfaat DSS bagi Perusahaan
5. Mendefinisikan
Sejarah DSS (Decision Support System)
6. Mendefinisikan
Faktor Pendukung DSS
7. Mendefinisikan
Pembuat Keputusan
8. Contoh Kasus dan
Penggunaan DSS pada PT.ICON+ Sebagai Solusinya
9. Kesimpulan dari
Makalah
1.3 Metode
Pengumpulan Data
Makalah ini dapat tersusun
dengan cara mengumpulkan data-data atau Informasi-informasi baru (update) pada
internet dan Buku Pengetahuan Komputer.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi DSS
DSS (Decision Support
System) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem
berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Hal yang perlu
ditekankan disini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan
tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tool) bagi mereka.
DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambil keputusan yang
telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science.
DSS dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi
informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang
spesifik. DSS merupakan problem solveryang dilengkapi dengan kemampuan untuk
menghasilkan laporan-laporanyang periodik dan output dari model matematika.
Model matematika dan kecerdasan buatan memungkinkan suatu sistem dapat
mengambil keputusannya menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam
presentasi).
DSS digunakan manajer
untuk memecahkan masalah semi struktur, dimana manajer dan komputer harus
bekerja sama sebagai tim pemecah masalah dalam memecahkan masalah yang berada
di area semi struktur.
DSS ini merupakan
suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen dalam proses
pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa
keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk
menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka
2.2 Jenis DSS
Usaha berikutnya
dalam mendefinisikan konsep DSS diakuikan oleh Steven L. Alter. Alter melakukan
study terhadap 56 sistem penunjang keputusan yang digunakan pada waktu itu,
study tersebut memberikan pengetahuan dalam mengidentifikasi enam jenis DSS, yaitu :
1. Retrive
information element (mengambil elemen informasi)
2. Analyze enteries
fles (menganalisis semua file)
3. Prepare report
form multiple files(menyiapkan laporan standart dari beberapa files)
4. Estimate decisions
qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
5. Propose decision
(mengusulkan keputusan)
6. Make decisions
(membuat keputusan)
DSS tersusun atas
komponen sebagai berikut:
1. Database yaitu kumpulan data yang tersusun
secara terstruktur dan dalam format elektronik yang mudah diolah oleh program
komputer. Data yang digunakana adalah data yang relevan dengan permasalahan
yang hendak dipecahkan melalui simulasi.
2. Model Base :
merupakan kumpulan pengetahuan yang sudah diterjemahkan dalam bahasa yang dapat
dipahami oleh komputer. termasuk di dalamnya tujuan daripermasalahan
(obyektif), komponen-komponen terkait,batasan-batasan yang ada (constraints),
dan hal-hal terkait lainnya.
3. Software System :
merupakan program utama dalam suatu DSS yang mengendalikan keseluruhan sistem.
4. Antar muka (user
interface) : adalah tampilan program komputer.
2.3 Tujuan DSS
Dalam DSS terdapat
tiga tujuan yang harus dicapai yaitu :
1. Membantu
manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur.
2. Mendukung
keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan tersebut.
3. Meningkatkan efektivitas manajer dalam
pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan efesiensi.
Tujuan ini berkaitan dengan
tiga prinsip dasar dari konsep DSS, yaitu struktur masalah, dukungan keputusan,
dan efektivitas keputusan.
2.4 Manfaat DSS Bagi
Perusahaan
1. Meningkatkan efisiensi pribadi
2. Mempercepat pemecahan masalh (mempercepat
pemecahan masalah kemajuan dalam sebuah organisasi)
3. Memfasilitasi komunikasi antarpribadi
4. Mempromosikan pembelajaran atau pelatihan
5. Meningkatkan pengendalian organisasi
6. Menghasilkan bukti baru untuk mendukung
keputusan
7. Menciptakan keunggulan kompetitif melalui
kompetisi
8. Mendorong eksplorasi dan penemuan pada
bagian dari pengambilan keputusan
9. Mengungkapkan pendekatan baru untuk berpikir
tentang masalah ruang
· Kebutuhan akan informasi yang akurat.
· DSS dipandang sebagai pemenang secara
organisasi.
· Kebutuhan akan informasi baru.
· Manajemen diamanahi DSS.
· Penyediaan informasi yang tepat waktu.
· Pencapaian pengurangan biaya.
10. Membantu mengotomasikan proses manajerial.
11. Dapat meningkatkan efektivitas pengambilan
keputusan.
12. Mengurangi kebutuhan akan training.
13. Meningkatkan kontrol manajemen.
14. Memfasilitasi komunikasi.
15. Mengurangi usaha yang harus dikerjakan user.
16. Mengurangi biaya.
17. Memberikan banyak pilihan tujuan pengambilan
keputusan.
2.5 Sejarah DSS
(Decision Support System)
Pengembangan DSS
berawal pada akhir tahun 1960-an dengan adanya pengguna computer secara
time-sharing (berdasarkan pembagian waktu). Pada mulanya seseorang dapat
berinteraksi langsung dengan computer tanpa harus melalui spesialis informasi.
Time sharing membuka peluang baru dalam penggunaan computer. Tidak sampai tahun
1971, ditemukan istilah DSS, G Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton yang
keduanya professor MIT, bersama-sama menulis artikel dalam jurnal yang berjudul
“A Framework for Management Information System” mereka merasakan perlunya ada
kerangka untuk menyalurkan aplikasi computer terhadap pembuatan keputusan
manajemen. Gorry dan Scott Morton mendasarkan kerangka kerjanya pada jenis
keputusan menurut Simon dan tingkat manajemen dari Robert N. Anthony
menggunakan istilah Strategic Planning, Managemen control dan operational
control (perencanaan startegis, control manajemen)
2.6 Faktor Pendukung
DSS (Decision Support System)
a) Sistem yang fleksibel dengan informasi yang
interaktif.
b) Mudah digunakan (user friendly).
c) Memunginkan pembuatan simulasi,proses
memungkinkan pembuatan simulasi, proses
trial-end-error, memperhitungkan akibat dari suatu keputusan.
2.7 Pembuat Keputusan
Dalam pembuatan
keputusan ada dua orang yang mengartikan artian pembuatan keputusan yaitu Simon
dan Mintzberg.
1. Keputusan menurut Simon
Dalam bukunya
terbitan tahun 1977, Simon menguraikan istilah keputusan menjadi keputusan
terprogram dan keputusan tak terprogram.
a. Keputusan terprogram yaitu bersifat
berulang-ulang dan rutin. Pada suatu tingkat tertentu dan prosedur telah
ditetapkan untuk menanganinya sehingga ia di anggap suatu denovo (yang baru)
setiap kali terjadi.
b. Keputusan tak terprogram yaitu bersifat
baru, tidak terstruktur, dan biasanya tidak urut. Ia juga menjelaskan bahwa dua
jenis keputusan tersebut hanyalah kesatuan ujung yang terangkai secara hitam
putih, sifatnya begitu kelabu atau tidak jelas, namun demikian konsep keputusan
terprogram atau tak terprogram sangatlah penting, karena masing-masing
memerlukan teknik yang berbeda.
Kontribusi Simon yang
lain ialah penjelasan mengenai empat fase yang harus di jalani oleh Manajer
dalam menyelesaikan masalah, fase tersebut adalah :
· Aktivitas intelegasi, yaitu mencari kondisi
dalam lingkungan yang memerlukan pemecahan.
· Aktivitas Design,
yaitu menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan tindakan yang akan
dilakukan.
· Aktivitas Pemilihan, yaitu menentukan cara
tindakan cara tertentu dari beberapa cara yang sudah ada.
· Aktivitas Peninjauan kembali, yaitu
memberikan penilaian terhadap pilihan yang telah dilakukan
2. Keputusan Menurut Mintzberg
Mintzberg terkenal
dengan teorinya mengenai peranan manajerial, teori ini mengemukakan sepuluh
peranan manajerial yang terbagi dalam tiga kategori yaitu interpersonal,
informasional, desisional.
Peranan informasional
mengemukakan bahwa manajer mengumpulkan dan menyebarkan informasi dan peranan
desisional mengemukakan bahwa manajer menggunakan informasi dalam pembuatan
berbagai jenis keputusan.
Ada empat peranan
desisional menurut mintzberg :
1. Pengusaha,ketika
manajer berperan sebagai pengusaha (entrepreneur) maka peningkatan hal ini yang
bersifat permanat diabadikan sebagai organisasi.
2. Orang yang menangani gangguan, ketika manajer
berperan sebagai orang yang menangani gangguan (disturbace handler), maka ia
akan memecahkan masalah yang belum di antisipasi. Ia membuat keputusan untuk
merespon gangguan yang timbul seperti perubahan ekonomi, ancaman dari pesaing,
dan adanya peraturan pajak baru.
3. Pengalokasikan sumber, dengan peranan sebagai
pengalokasian sumber (resorce allocator),manajer diharapkan mampu menentukkan
pembagian sumber organisasi kepada berbagai unit yang ada misalnya pembuatan
keputusan untuk menetapkan anggaran operasi tahunan.
4. Nagasiator, dalam
peran sebagai negosiator (negotiator), manajer mnegatasi perselisihan yang
muncul dalam perusahaan dan perselisihan yang terjadi antara perusahaan dan
lingkungannya. Contohnya melakukan negosiasi kontrak baru dengan serikat kerja.
Secara garis besar DSS
dibangun oleh tiga komponen besar yaitu:
1. Database
2. Model Base
3. Software System
Database berisi
kumpulan dari semua data bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang berasal
dari transaksi sehari-hari, maupun data dasar. Untuk keperluan DSS, diperlukan
data yang relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan. Model Base atau
suatu model yang merepresentasikan permasalahan ke dalam format kuantitatif
(model matematika). Software system setelah sebelumnya direpresentasikan dalam
bentuk model yang “dimengerti” komputer . melakukan kenaikan gaji karyawan, DSS
untuk menentukan besanya jamlembur karyawan, dan lain sebagainya.
2.8 Contoh Kasus dan
Penggunaan DSS Pada PT ICON+ Sebagai Solusinya
Di dalam era
persaingan yang ketat, rencana dalam jangka menengah dan panjang tidak lagi
menarik karena tuntutan supply dan demand selalu bergeser dalam periode yang
cepat. Decision Support System (DSS) sebagai metode pengambilan keputusan yang
taktis untuk pengembangan fasilitas telekomunikasi diperlukan karena perubahan
kriteria dan asumsi pendukung yang juga berubah dengan sangat cepat. Di dalam
hal ini PT ICON+ membuat suatu aplikasi
yang dapat dipergunakan untuk mempermudah PT ICON+ dalam pengambilan keputusan
yang cepat dan akurat yang diambil berdasarkan data dan fakta yang berada di
lapangan. Aplikasi yang menggunakan ICON+ e-service akan membantu pengambilan
keputusan karena hasilnya yang bersifat matematis. Sebagai kesimpulan, aplikasi
ini akan dapat membantu evaluasi pemilihan pengembangan suatu jaringan akses
yang tepat yang akan dikembangkan PT ICON+, karena ICON+ e-service berfungsi
juga agar hubungan antara PT ICON+ dan customer terjalin. Dengan adanya ICON+
e-service PT ICON+ dapat mengetahui saran-saran yang diberikan oleh customer
untuk mengembangkan bisnisnya, apa saja yang harus dilakukan oleh system
management PT ICON+ itu sendiri. Dengan
adanya DSS akhirnya PT ICON+ dapat cepat menanggapi keluhan-keluhan pelanggan
dan pengambilan perusahaan pun akan lebih efektif dan efisien.
Sehingga dengan
menggunakan DSS memberikan keuntungan bagi 2 pihak, baik dari segi PT ICON+
maupun dari segi customer. DSS memberikan keuntungan dari segi customer, karena
dengan menggunakan DSS konsumen dapat menyampaikan keluhan-keluhan kepada PT
ICON+ secara langsung. Sedangkan dari segi PT ICON+ DSS memberikan keuntungan
yaitu, membuat konsumen lebih dengan PT ICON+. Dan saran-saran serta keluhan
yang diberikan oleh konsumen dapat langsung ditanggapi secara tepat. Sehingga
PT ICON+ dapat mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang ada pada PT ICON+.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makalah
Kesimpulan dari
penulisan makalah ini, yaitu DSS sangan bermanfaat bagi PT. ICON+ karena DSS
dapat mempermudah PT. ICON+ untuk mengetahui keluhan-keluhan apa saja yang
dirasakan oleh konsumen itu sendiri, dan PT. ICON+ juga dapat dengan cepat
menanggapi keluhan tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar