Perilaku
Konsumen
a. Pengertian Perilaku Konsumen
adalah
proses
dan aktivitas ketika seseorang
berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian
produk
dan jasa
demi memenuhi kebutuhan
dan keinginan. Perilaku konsumen
merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
Untuk barang berharga
jual rendah (low-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk
barang berharga jual tinggi (high-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Berikut pengertian perilaku konsumen menurut
para ahli:
Menurut John C. Mowen dan Michael Minor
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran
yang melibatkan perolehan, konsumsi berbagai produk,jasa dan pengalaman serta
ide-ide.
Menurut Lamb, Hair dan Mc.Daniel menyatakan
bahwa perilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan
untuk membeli, menggunakan serta mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang
dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan
penggunaan produk.(Rangkuti,2002:91)
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard,
menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
Perilaku konsumen dapat disarikan dari semua
definisi diatas sebagai studi tentang proses pengambilan keputusan oleh
konsumen dalam memilih, membeli,memakai serta memanfaatkan produk,jasa,gagasan,
atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat konsumen.
Sedangkan menurut
American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai
interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar
kita di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Paling
tidak ada tiga idé penting dalam definisi tersebut.
Defenisi diatas
menekankan bahwa perilaku konsumen itu dinamis. Ini berarti bahwa seorang
konsumen serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang
waktu. Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis perilaku konsumen
menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa suatu strategi pemasaran
yang sama dapat memberikan hasil yang sama sepanjang waktu, pasar dan industri.
b. Pendekatan Perilaku Konsumen
- Pendekatan
Kardinal
Menurut
pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan.
Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang
diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar jumlah barang
yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen yang
rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan
yang dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu
(konsumen) yang bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau
mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya
mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen
terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan
tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang
diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan
kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan
jumlah barang atau jasa yang dikonsumsiAsumsi dari pendekatan ini adalah
sebagai berikut:
-
Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan
batasan pendapatannya.
- Berlaku hukum Diminishing marginal utility,
artinya yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya
jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
- Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk
memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang
tetap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan
kardinal harganya melonjak.
- Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap
yang artinya uang merupakan ukuran dari tingkat kepuasan di dalam pendekatan
kardinal semakin banyak konsumen mempunyai uang maka semakin banyak mereka
dapat memenuhi kebutuhan mereka..
- Total utility adalah additive dan
independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi
dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent
berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang
X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.
-
Pendekatan Ordinal
Dalam
Pendekatan Ordinal daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk
diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang
diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam
teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi
2 (dua) macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi
dari pendekatan ini adalah:
- Konsumen rasional artinya konsumen bertujuan
memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
- Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap
barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna yang artinya
konsumen melihat barang dari segi kegunaannya.
- Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu
artinya konsumen harus mempunyai uang untuk memenuhi kebutuhannya.
- Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan
maksimum artinya konsumen harus berusaha semaksimal mungkin walaupun hanya
mempunyai uang terbatas untuk memenuhi kebtuhan mereka.
- Konsumen konsisten, artinya bila barang A
lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku
sebaliknya
- Berlaku hukum transitif, artinya bila A
lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai
darip
C. Konsep Elastisitas
Elastisitas adalah perbandingan
perubahan proporsional dari sebuah variable dengan perubahan variable lainnya. Definisi
lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap
perubahan harga. Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang
akan barang/jasa dinaikkan.
Pengetahuan mengenai seberapa dampak
perubahan harga terhadap permintaan
sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa
besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa
besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya
produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan harga
jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan
menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil,
kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan
keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian
besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak
dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa
produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum
membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen
atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh
persen, dua puluh persen, dan seterusnya.
sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa
besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa
besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya
produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan harga
jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan
menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil,
kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan
keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian
besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak
dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa
produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum
membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen
atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh
persen, dua puluh persen, dan seterusnya.
- Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan adalah derajat
kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau
dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah
barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai
dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun
Dan sebaliknya.
Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif,
karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas
harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih
besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya
dapat dikatakan :
- Tidak elastisitas (in elastic)
- Unitari (unity) dan
- Elastis (elastic)
Hasil akhir dari elastisitas tersebut
memberikan 3 kategori :
- Apabila perubahan harga (ΔP) mengakibatkan perubahan yang lebih besar dari jumlah barnag yang diminta (Δ Q), sisebut dengan elastisitas yang elastis (elastic), dimana besar koefisiennya adalah besar dari satu (Eh.1). Nemtuk kurva permintaannya lebih landai. [ % ΔP < % Δ Q].
- Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) sama besarnya dengan persentase perubahan jumlah barang yang diminta (% Δ Q), disebut dengan elastisitas yang unity (unitari), dimana besar koefisiennnya adalah sama dengan satu (eh=1), bentuk kurva permintaannya membentuk sudut 45 derajat dari titik asal [% ΔP = % Δ Q].
- Apabila persentase perubahan harga (% ΔP) mengakibatkan perubahan kenaikan jumlah barang yang diminta (% Δ Q) yang lebih kecil,disebut dengan elastisitas yang in elastic dimana besar keofisiennya lebih kecil dari satu (Eh<1). Bentuk kurva permintaannya lebih vuram[ % ΔP > % Δ Q].
Pembagian kedalam tiga kategori tersebut
disebabkan karena perbedaan total penerimaan (Total Renenue)nya sebagai akibat
perubahan harga masing-masing kategori.
Pada suatu kurva permintaan akan terdapat
ketiga keadan tersebut, tergantung dititik mana mengjkurnya. Pada harga tinggi,
elastisitasnya lebih besar dari satu atau elastis, pada harga yang rendah
elastisitasnya kurang dari satu atau tidak elastis (in elastic), sedangkan
titik tengah dari kurva permintaan mempunya elastisitas sama dengan satu atau
unity (unitari),
Disamping tiga bentuk elastisitas harga
permintaan diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :
- Permintaan yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh =ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.
- Kurva permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen tidak akan mengurangi jumlah permintaannya.
Masing-masing bentuk kurva elastisitas harga
tersebut,
Faktor Yang
Mempengaruhi Elastisitas Harga permintaan:
Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat
reaksi konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan
pada produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika
mereka merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang
akan dijualnya.
Ada beberapa faktor yang menentukan
elastisitas harga permintaan :
- Tersedia atau tidaknya barang pengganti di pasar
- Jumlah pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
- Jenis barang dan pola preferensi konsumen
- Periode waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu penggunaan barang tersebut.
- Kemampuan relatif anggaran untuk mengimpor barang
Elastisitas akan
besar bilamana :
- terdapat banyak barang subsitusi yang baik
- harga relatif tinggi
- ada banyak kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
Elastisitas umumnya
akan kecil, bilamana :
- benda tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
- barang yang bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.
- Untuk barang tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, Dan benda tersebut sangat dibutuhkan.
- Elastisitas Silang
Permintaan konsumen terhadap suatu barang
tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi
konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan.
Para ahli ekonomi mencoba mengukur
respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang
tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand)
Perubahan harga suatu barang akan
mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang
(Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi
dengan persentase perubahan harga dari barang Y
Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan
Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda
elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan
mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.
Apabila barang lain tersebut bersifat
substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif,
misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah
permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.
Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :
ΔQx
Py
Es = ——- x ——- > 0
Substitusi
Δ Px Qx
Δ Qy Px
Es = ——- x ——- < 0
Komplementer
Δ Py Qy
Perlu dicatat bahwa indeks/koefisien
elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope dari kurva
permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada hubungan antara
suatu barang dengan barang lain.
- Elastisitas Pendapatan
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan)
daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai
barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut
elastisitas pendapatan.
Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung
dengan membagi persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan
persentase perobahan pendapatan, dengan rumus.
Δ
Q
Δ
Y
Δ
Q
Y
Em =
——- :
——–
atau Em = ——–
x ——–
Q
Y
ΔY
Q
Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan akan menaikkan 1 %
jumlah barang yang diminta;
Jika Em>1 (Elastis), maka orang akan
membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap barang.
Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan
membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila
pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan
pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda
elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal
atau superior.
Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat
berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap
barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.
Perilaku
Produsen
A. Pengertian
Perilaku Produsen
Produsen adalah orang atau kelompok yang menghasilkan barang dan
jasa. sedangkan perilaku produsen adalah tindakan yang dilakukan oleh
sekelompok orangg untuk mengahsilkan jasa dan barang. tujuan dari produsen
adalah menghasilkan keuntungan yang besar.
Sebuah usaha produksi baru bisa bekerja dengan baik bila
dijalankan oleh produsen atau yang sering kita sebut pengusaha. Pengusaha
adalah orang yang mencari peluang yang menguntungkan dan mengambil risiko
seperlunya untuk merencanakan dan mengelola suatu bisnis.
Pengusaha berbeda dengan pemilik bisnis kecil ataupun manajer.
Bila hanya memiliki sebuah usaha dan hanya berusaha mencari keuntungan, maka
orang itu barulah sebatas pemilik bisnis. Bila orang itu hanya mengatur
karyawan dan menggunakan sumber daya perusahaan untuk usaha, maka orang itu
disebut sebagai manajer. Pengusaha lebih dari keduanya. Pengusaha berusaha
mendirikan perusahaan yang menguntungkan, mencari dan mengelola sumber daya
untuk memulai suatu bisnis.
Agar berhasil seorang pengusaha harus mampu melakukan 4 hal
sebagai berikut :
a. Perencanaan. Perencanaan antara lain terkait dengan penyusunan
strategi, rencana bisnis, serta visi perusahaan. Ia harus tau apa yang ingin ia
capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
b. Pengorganisasian. Semua sumber daya yang ada harus bisa ia
kelola untuk mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya, modal, maupun
manusia.
c. Pengarahan. Agar rencana bisa terwujud, pengusaha wajib
mengarahkan dan membimbing anak buahnya.
d. Pengendalian. Kemampuan ini ada hubungannya dengan bagaimana
hasil pelaksanaan kerja tersebut. Apakah sesuai dengan rencana atau justru
sebaliknya.
B. Fungsi Produksi
Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan
keluaran (output). Misalkan kita memproduksi jeans. Dalam fungsi produksi,
jeans itu bisa diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah satu
komposisinya diubah begitu saja, maka hasilnya juga akan berubah. Namun, output
dapat tetap sama bila perubahan satu komposisi diganti dengan komposisi yang
lain. Misalnya penurunan jumlah mesin diganti dengan penambahan tenaga kerja.
Secara matematis, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut :
Q = f(L, R, C, T)
Dimana :
Q = jumlah barang
yang dihasilkan (quantity)
F = symbol
persamaan (function)
L = tenaga
kerja (labour)
R = kekayaan alam
(resources)
C = modal
(capital)
T = teknologi (technology)
C.
least cost combination
least
cost combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya
terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan.
ISoquant atau Isoproduct Curve adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara
berbagai kemungkinan kombinasi 2 input variable dengan tingkat putput tertentu.
Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk selama nilai input yang digantikan atau
disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang
mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1
masih menguntungkan.
Biaya dan Penerimaan
a.
Pengertian Biaya
Biaya
adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu. Ada beberapa klasifikasi mengenai biaya.
Berikut
adalah beberapa pengertian beserta contoh dari klasifikasi biaya:
1.
Fixed cost (biaya tetap) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran
perubahan volume kegiatan tertentu. Besar kecilnya biaya tetap di pengaruhi
oleh kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi
manajemen. Contoh: pajak bumi dan bangunan, gaji kariyawan dan asuransi.
2.
Variable cost (biaya variabel) adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan
(tetap) dengan adanya perubahan volume kegiatan. Contoh: biaya bahan baku,
biaya iklan dan komisi untuk seorang selesman sesuai dengan levelnya.
3.
Direct cost (biaya langsung) adalah biaya yang terjadi dimana penyebab
satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Contoh: biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja dan pengacara
4. Indirect cost (biaya tak langsung) adalah biaya yang terjadi tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya
tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik. Contoh: biaya asuransi
gedung yang dibayar oleh perusahaan dan biaya sewa motor.
5.
Operation cost (biaya operasi) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan
suatu sistem atau menjalankan sebuah sistem. Contoh: biaya gaji operator.
6.
Maintenance cost (biaya perawatan) adalah biaya yang dikeluarkan untuk merawat
sistem dalam masa operasinya. Contoh: biaya perawatan peralatan dan fasilitas
pabrik
7.
First or Investment cost (biaya investasi) adalah biaya awal yang sebelum
sebuah kegiatan operasional dilakukan. Contoh: biaya investasi lahan, bahan dan
mesin dalam operasional perusahaan.
8.
Incremental cost adalah biaya yang timbul akibat adanya pertambahan atau
pengurangan output (biasanya merupakan hasil dari kegiatan produksi/operasi).
Incremental cost juga merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari suatu
keputusan. Incremental cost diukur dari berubahnya IC karena suatu keputusan.
Oleh sebab itu sifatnya bisa variabel, bisa juga fixed. Contoh: penambahan
biaya total produksi karena keputusan manajemen untuk penambahan tenaga kerja
dan bahan baku.
9.
Marginal cost adalah kenaikan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan sebagai
akibat kenaikkan satu output. Perbedaanya dengan incremental cost adalah
terletak pada aspek yang memberi perubahan pada total cost. Jika pada
incremental cost perubahan total cost dipengaruhi oleh perubahan keputusan,
pada marginal cost perubahan total cost dipengaruhi oleh penambahan satu unit
produk atau selanjutnya. Contoh: perusahaan harus menambah anggaran biaya
produksi dikarenakan adanya penambahan permintaan dari orderer yang sebelumnya
memesan.
10.
Unit cost adalah biaya per unit produk. Secara matematis unit cost didefinisikan
sebagai nilai dari hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan
jumlah unit produk (barang atau jasa) yang dihasilkan. Contoh, perusahaan dapat
mengetahui informasi mengenai harga biaya per unit piece dari produk yang
diproduksi melalui perhitungan unit cost.
11.
Total cost (biaya total) adalah keseluruhan biaya produksi yang digunakan untuk
menghasilkan sejumlah output tertentu baik yang bersifat tetap maupun variabel.
Contoh: perusahaan melakukan pengkalkulasian total biaya produksi yang
dikeluarkan.
12.
Recurring cost (biaya terulang) adalah biaya yang besarnya sama yang harus
dibayarkan lagi dengan adanya tambahan suatu aktivitas yang menghasilkan produk
(output) yang sama. Setiap penambahan 1 unit output, biaya yang ditanggung berulang
atau bertambah sebesar biaya per unitnya. Contoh, apakah mesin photo copy
digunakan atau tidak, perusahaan akan membayar uang sewa mesin photo copy
sebesar Rp. 1 juta perbulannya.
13.
Unrecurring cost ( biaya tak berulang) adalah biaya yang hanya muncul satu
kali. Artinya, tidak ada sesuatu yang ditambahkan setelah biaya ini
dikeluarkan. Contoh, biaya yang dikeluarkan untuk membeli tanah.
14.
Sunk cost adalah biaya yang sudah terlanjur keluar, dan tidak relevan lagi
untuk memperhitungkan biaya maupun imbalan yang didapat. Logika dari definisi
biaya ini adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai alternatif keputusan yang
dibuat untuk melapisi pengeluaran yang ada, pengeluaran tersebut akan tetap ada
(keluar). Contoh, saya tertarik untuk membeli motor sport seharga Rp.200 juta.
Saya membayar uang tanda atau down payment sebesar 2 juta kepada si penjual.
Suatu ketika, saya tertarik untuk membeli motor low rider. Saya harus membayar
lunas sebesar Rp.56 juta untuk bisa mendapatkan motor tersebut. Pilihan dari
kedua opsi tersebut, apakah saya membeli motor sport atau membeli motor low
rider, itu tidak akan berpengaruh kepada uang tanda sebesar Rp.2 juta tadi.
15. Past cost memiliki makna sama dengan Sunk cost dimana nilainya tidak dapat dihindari dan tidak dapat diubah melalui keputusan apapun, tidak peduli akan tidakan apapun yang diambil.
15. Past cost memiliki makna sama dengan Sunk cost dimana nilainya tidak dapat dihindari dan tidak dapat diubah melalui keputusan apapun, tidak peduli akan tidakan apapun yang diambil.
B. Macam-macam Biaya
Biaya
Pabrikasi :
-Biaya Langsung
: Biaya yang langsung dalam proses produksi suatu barang, bahan baku, dll.
-Biaya Tidak Langsung : Biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi
-Biaya Tidak Langsung : Biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi
-
Biaya Non-pabrikasi :
-Biaya Pemasaran
yaitu biaya yang diperlukan untuk memperoleh pesanan dan menyediakan produk
bagi pelanggan
-Biaya Administrasi
yaitu biaya yang dibutuhkan untuk mengelola organisasi dan menyediakan dukungan
bagi karyawan Departemen :
-Common Cost
(Biaya bersama) yaitu biaya yang berasal dari penggunaan fasilitas atau jasa
oleh dua departemen atau lebih.
-Joint Cost
(Biaya Gabungan) yaitu biaya yang terjadi dalam proses produksi yang
menghasilkan dua atau lebih produk jadi.
Periode
Akuntansi :
-Capital Expenditure (Belanja Modal) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
-Revenue Expenditure (Pengeluaran Pendapatan) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh manfaat pada periode akuntansi yang sama dan dicatat sebagai beban.
Volume
Produksi :
-Biaya
Tetap (FC) : Biaya yang tidak bertambah seiring dengan pertambahan produksi.
-Biaya
Variabel (VC) : Biaya yang bertambah seiring dengan pertambahan produksi.
a) Total Biaya (TC) keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi sampai terciptanya barang.
Rumus
: TC = TFC + TVC
b)
Biaya Perunit (AC) : Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 unit barang
jadi.
Rumus
: AC = TC / Q
Q
ialah Produk.
c)
Biaya Marginal (MC) : Tambahan biaya karena menambah 1 unit barang yang
diproduksi
Biaya
Eksplisit : Biaya yang kelihatan dalam proses produksi
Biaya
Implisit : Biaya yang tidak kelihatan dalam proses produksi namun sebenarnya
ada dan dikeluarkan
C. Pengertian Penerimaan
Dalam
memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang
pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos
(cost) dan penerimaan (Revenue).
Ongkos sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka yang dimaksud dengan penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya.
Hasil total penerimaan dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan barang yang dijual dengan harga barang yang bersangkutan atau
TR = Q x P
Jenis-Jenis Penerimaan
1. Total penerimaan (Total revenue : TR), yaitu total penerimaan dari hasil penjualan.Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi).
2. Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR), yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.
3. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR), yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output.
Dalam pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya horizontal.
Dalam pasar persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri atas kekanan bawah dan nilainya dapat berupa :
1. Positif;
2.
Sama dengan nol;
3.
Negatif.
D. Keuntungan Maksimum
Adalah
keuntungan penuh dari output yang telah di produksi sebelumnya. memperoleh
keuntungan, yang merupakan kepentingan perusahaán individual/pribadi (self
interest). Lebih lengkap lagi, yang menjadi kepentingan pribadi tersebut adalah
keinginan memperoleh keuntungan (profit)yang sebesar-besarnya dari
sumber-sumber ekonomi yang sudah tertentu yang di alokasikan dalam kegiatan
produksi. Dengan demikian, tujuan untuk mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya(maksimum)merupakan asumsi dalam meng-analisis perilaku
produsen (individual maximization).
Dalam
menentukan keuntungan maksimum ada 2 cara, yaitu :
a. Keuntungan maksimum dicari dengan jalan mencari selisih antara keuntungan
maksimum dengan ongkos minimum.
b. Keuntungan maksimum terjadi pada saat MR = MC.
- Pendekatan Total
Laba
Total adalah perbedaan antara penerimaan total dan biaya total .Laba terbesar
terjadi pada selisih positif terbesar antara penerimaan total dan biaya
total.Pada selisih negative antara keduanya,perusahaan mengalami
kerugian,sedangkan jika penerimaan = biaya berada di titik impas dalam
menentukan keuntungan maskimum ada 2 cara yaitu :
a) keuntungan maksimum dicari dengan jalan mencari selisih antara keuntungan maksimum dengan ongkos minimum.
b)keuntugan
maksumum terjadi pada saat penerimaan marginal (MR) dan biaya marginal (MC).
- Pendekatan Marginal
Perusahaan
memaksimumkan kentungan pada saat penerimaan marginal sama dengan biaya
marginal. Biaya margial adalah perubahan biaya total perunit perubuhan output. Penerimaan
marginal adalah perubahan penerimaan total perunit output atau penjualan hasil
penjualan marginal, satu konsep mengenai hasil penjualan yg sangat penting untuk
diketahui dalam analisa penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan
adalah pengertian hasil penjualan marginal,yaitu tambahan hasil perjualan yg
diperoleh perusahaan dari menjual barang yg diprouksinya.
- Pendekatan Rata-rata
Hasil Penjualan Rata-rata,untuk suatu
perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil penjualan rata-rata (AR)
adalah harga barang yang diproduksi perusahaan adalah Rp 3000 maka d0=AR0= MRQ
adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian kurva ini
adalah kurva hasil penjualan rata-rata pada harga barang sebanyak Rp 3000 (dan
dinyatakan sebagai AR^. Kalau harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp
6000, kurva d} = AR} = MRj adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil
penjualan rata-rata pada harga Rp 6000.
Dalam
mencari keuntungan maksimum dengan pendekatan rata-rata,yaitu menggabungkan
antara pasar persaingan sempurna dengan persaingan pasar tidak sempurna:
sumber: Google, wikipedia, slideshare.net, hertoniraditya.wordpress.com, dll
0 komentar:
Posting Komentar